Sejuknya udara pagi berhembus lembut masuk di cela-cela jendela, dinginnya membuat rasa kantuk semakin nyaman bertandang dalam pikiranku. Sama halnya dengan suara dari surau-surau yang mulai ramai- riuh seakan hendak membangunkan kami dari pulasnya tidur untuk bergegas menunaikan sholat subuh.
Namun ada tugas yang harus dikerjakan, ada tanggung jawab yang perlu dijalankan dan ada kewajiban semestinya dilaksanakan oleh kita, maka secara perlahan saya membuka mata sembari mengusap-usap wajah juga menghabiskan segelas air putih lalu beranjak dari tempat tidur, bangun segera menatap hari pagi yang penuh dengan harapan baik.
Melakukan aktivitas seperti biasanya, saya adalah mahasiswa jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang, namun hari itu 19 November 2024. Saya duduk di barisan tengah, mendengerkan dengan seksama sambutan dari Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. M. Adil, M.A sebagai pembuka acara diskusi jurnalisme cek fakta di Aula Rektorat.
Dalam hidup ada momen-momen yang meninggalkan jejak besar. Salah satunya adalah ketika pundak saya ditepuk rektor yang ketika itu masih menjabat sebagai wakil Rektor 1- bukan sekali,bukan dua kali,tetapi tiga kali tepukan ke pundak kurus saya sembari berucap Sukses…sukses…sukses. Sekilas itu hanya gesture sederhana namun dibaliknya meninggalkan bekas yang amat dalam.
Saat itu kami berempat tengah menjalankan tugas untuk mewawancara Wakil Rektor 1 dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr. A. Syarifuddin, M.A usai memberikan sambutan di acara tersebut.
Menurut Ketua laboratorium Suara Fatwa, Faturrahman, ia bercerita ketika kami mewawancara Rektor dan Dekan pada kegiatan itu, sebelumnya seperti wawancara biasanya namun ketika saya membisikan sesuatu ke Rektor, tiba-tiba pundak kami ditepuknya.
Baca juga : Hilang HP Dimasjid Kampus
“Saya masih penasaran apa yang dibisikkan Dharma pada Prof. Adil sehingga ia tiba-tiba menepuk pundak saya dan pundak Dharma sampai tiga kali sambil senyum dan berucap Sukses…sukses…sukses..hal itu juga diikuti pak Dekan yang menepuk kami satu kali,”ucap Fatur yang juga anggota Forum mahasiswa perantau se-Sumsel.
Apa yang kami alami bukan sekadar pengalaman pribadi. Ini adalah pesan untuk siapa saja yang sedang berjuang. Ketika hidup memberikan “Tepukan” kepada kita,entah dalam bentuk kesempatan atau bahkan tantangan karena hal itu mengingatkan kita untuk terus melangkah.
Baca juga : Prabowo Bukanlah Tuhan, Prabowo Bukanlah Raja
Jangan pernah berhenti hanya karena merasa cukup. Jangan menyerah hanya karena merasa lelah. Kita tidak pernah tahu seberapa besar pengaruh yang bisa kita berikan kepada dunia .
Pundak saya mungkin telah ditepuk tiga kali, tetapi itu bukan akhir-itu adalah awal dari perjalanan yang lebih besar. Dan mungkin, suatu hari nanti, pundak kalian juga akan ditepuk dengan makna yang sama.(B1)
1 komentar so far
Wow
EmoticonEmoticon